RESPECT AND LOVE : SAY NO TO BULLYING
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat terdapat 2.355 pelanggaran terhadap perlindungan anak yang terdata hingga Agustus 2023. Data tersebut belum termasuk banyaknya kasus lain yang tidak teradukan ke KPAI. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis, tayangan televisi dan sosial media yang tidak ramah anak, kebijakan sekolah dalam menciptakan rasa aman dan kontrol diri yang masih rendah merupakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadi nya kasus bullying. Pengaruh game online yang penuh kekerasan dan kurangnya pengawasan dari orang tua juga merupakan bagian dari alasan terjadinya bullying
Berdasarkan data tersebut dan kasus-kasus ekstrim yang terungkap membuat keresahan bagi beberapa pihak khususnya orang tua dan pihak sekolah sendiri. Oleh karena itu, pada kesempatan Pengabdian Masyarakat kali ini tim Abdimas Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma bekerja sama dengan Sekolah Dasar Global Islamic LabSchool – Depok melakukan kegiatan psikoedukasi dengan mengusung tema RESPECT AND LOVE : SAY NO TO BULLYING. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para siswa mengenai efek tindakan Bullying baik bagi korban maupun bagi pelaku.
Apa Itu Bullying atau Perundungan?
Dalam pemaparannya, para narasumber menjelaskan apa itu bullying, contoh-contohnya, apa saja yang termasuk kedalam tindakan bullying, pihak-pihak yang terlibat dan tentunya efek psikologis bagi korban dan pelaku.
Perundungan adalah:
- Perilaku yang tidak baik dan tidak menyenangkan secara verbal, fisik maupun sosial
- Dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
- Dilakukan dengan sengaja seperti menyakiti, membuat tidak nyaman, membuat tertekan, membuat takut
- Dilakukan didunia nyata maupun di dunia maya
Apa Saja Yang Termasuk Bullying atau Perundungan ?
Dalam kegiatan ini para siswa/i juga dibekali pengetahuan mengenai jenis-jenis bullying agar mereka lebih paham dan lebih berhati-hati jika ingin berbicara kepada teman-temannya.
Bullying sendiri merupakan tindakan menakut-nakuti (terutama untuk memaksa orang atau pihak lain yang berbuat sesuatu) yang terbagi ke dalam beberapa bentuk, yaitu :
Fisik : Memukul, Menampar, Mendorong, Menggigit, Menendang, Mencubit, Mencakar, Pelecehan Seksual
Verbal: Menghina/mempermalukan/mengganggu /mengancam, merendahkan seseorang tentang ciri fisik dan penampilannya (tinggi badan, berat badan, pakaian, kacamata), mengejek cara bicara atau aksen orang lain dan memanggil dengan kekurangan atau cacat fisik seseorang
Sosial: Penggunaan berbagai cara untuk merusak atau menghancurkan hubungan sosial seseorang, mengabaikan kehadiran seseorang, mengucilkan seseorang dari lingkaran pertemanan atau permainan dan menyebarkan gosip tentang seseorang
Cyberbullying
Di era teknologi seperti sekarang ini, anak-anak tak lepas dari gadget khususnya sosial media dimana banyak sekali masyarakat yang bisa mengutarakan isi hatinya diberbagai platform dengan hujatan/cacian. Dalam psikologi perilaku menyakiti yang dilakukan dengan menggunakan media elektronik/teknologi digital, seperti melalui media sosial, chatting hingga games dinamakan sebagai Cyberbullying
Jenis-jenis Cyberbullying yaitu:
- Memfitnah/berbohong tentang seseorang
- Membuat marah/mempermalukan orang lain
- Memposting foto seseorang secara online tanpa izin
- Memposting foto/komentar yang menyakitkan dan memalukan
- Menyebarkan berita palsu
- Menebarkan kebencian terhadap seseorang
Aksi bullying ini dapat merugikan berbagai pihak dari korban, pelaku maupun Bystanders (Orang lain yang ada pada saat bullying terjadi)
Bagi Korban: Takut sekolah, Luka secara fisik dan psikologis, malu, takut, trauma, serba salah, tidak percaya diri, ingin membalas dendam, penurunan prestasi akademik, bisa mengalami gangguan jiwa bahkan timbul keinginan untuk bunuh diri
Bagi Pelaku: Emosi tidak stabil, tidak disukai/dibenci teman-teman, dijauhi oleh teman-teman, dihukum oleh guru/sekolah, dikeluarkan dari sekolah dan masuk ke dalam penjara anak-anak
Cara Mencegah Bullying
Berani berkata TIDAK untuk bullying, Berani melaporkan tindakan bullying kepada orang lain (guru dan orangtua), membantu dan mendukung teman yang menjadi korban, belajar menerima perbedaan tiap individu dan mengembangkan pertemanan yang positif
Dalam kegiatan ini siswa/i tidak hanya mendengarkan materi, namun mereka juga diberikan sebuah ‘situasi’ / contoh kasus bullying untuk didiskusikan bersama mengenai bagaimana cara untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Selama kegiatan, para fasilitator memberikan ice breaking agar suasana menjadi lebih menyenangkan, tak lupa bagi siswa/i SD Islamic Global LabSchool yang berani bertanya maupun menjawab pertanyaan dari narasumber/fasilitator diberikan kenang-kenangan sebagai bentuk apresiasi. Semoga kegiatan ini menjadi manfaat dan dapat meningkatkan kesadaran siswa/i mengenai bahaya dari perilaku bullying.