Apakah Mindful Motorcycling Dapat Meningkatkan Kesadaran Berkendara Sepeda Motor?
Apakah kamu termasuk pengguna sepeda motor? Jika iya, membaca hasil rangkuman riset berikut ini tentu akan sangat menarik. Namun demikian, bagi yang tidak mengendarai sepeda motor tetap boleh juga lho membaca rangkuman riset ini.
Sepeda motor adalah salah satu moda transportasi yang paling populer di Indonesia. Di pelosok pedesaan, selain sepeda, masyarakat sangat mengandalkan sepeda motor untuk melakukan pergerakan dengan berbagai keperluan dan kepentingan. Hal ini tentu juga dikarenakan minimnya transportasi umum yang ada untuk menjangkau satu titik ke titik lainnya di antara daerah di pelosok. Namun demikian, banyaknya transportasi umum juga tidak mengurangi animo menggunakan sepeda motor. Contoh kasus yang paling nyata adalah di daerah perkotaan. Alasan-alasan yang banyak digunakan adalah penuhnya transportasi umum, dan efisiensi waktu. Jika bicara efisiensi waktu, dapat dipahami mengapa sepeda motor menjadi moda transportasi favorit. Sepeda motor dianggap dapat berkendara dengan lebih luwes masuk di antara mobil-mobil yang berhenti karena kemacetan. Ini adalah salah satu alasan terpopuler bagi mereka yang bekerja di kota-kota besar.
Kemacetan jalan raya adalah sumber tekanan tersendiri bagi setiap pengguna jalan raya, tidak terkecuali pengendara sepeda motor. Cuaca panas ditambah kondisi jalan yang kerap berdebu, serta suasana “kompetisi” di jalan menuju lokasi tujuan, adalah faktor-faktor pencetus konflik di jalan raya. Salah satu konsekuensi lain dari hal-hal tersebut adalah berkurangnya pikiran jernih saat berkendara di jalan raya sehingga rentan memunculkan risky driving behavior atau perilaku berkendara yang berisiko. Pada titik ini, menarik untuk memahami apakah bisa kesadaran berkendara, terutama bagi pengendara sepeda motor bisa ditingkatkan sehingga mampu meminimalisasi berbagai risiko di jalan raya sebagai akibat dari kekurangwaspadaan pengendara?
Dewi dkk. (2022) melakukan riset menarik mengenai kesadaran berkendara pada pengendara sepeda motor. Riset Dewi dkk. (2022) ini berusaha mengukur apakah intervensi psikologis berbentu mindful motorcycling bisa meningkatkan keawasan berkendara bagi pengendara sepeda motor. Nah, mindful motorcycling itu apa sih? Beberapa riset sebelumnya menyebutkan bahwa mengendarai sepeda motor itu seperti perilaku otomatis yang hampir tidak melibatkan kesadaran berpikir. Sebagai akibatnya, banyak perilaku-perilaku ceroboh yang muncul secara impulsif dan mengundang risiko. Mindful motorcycling adalah mengenai bagaimana pengendara sepeda motor betul-betul bisa menjiwai dan meresapi perilaku berkendaranya, dan tetap berkendara dengan kesadaran penuh sehingga bisa terus berpikir jernih menghadapi berbagai hal yang potensial terjadi di jalan raya.
Mindful motorcycling ini dijadikan intervensi psikologis oleh Dewi dkk. (2022). Artinya, Dewi dkk. (2022) melakukan pelatihan peningkatan kondisi berkendara sepeda motor dalam kesadaran penuh (mindful) pada 26 orang pengendara sepeda motor dari berbagai latar belakang setelah sebelumnya diberikan pengetahuan mengenai mindful motorcycling untuk meningkatkan perilaku berkendara yang aman. Mindful motorcycling sendiri diukur sebelum dan sesudah pelatihan dengan menggunakan MAAS (Mindful Attention Motorcycling Scale) yang telah dimodifikasi untuk kepentingan penelitian.
Lalu, apa saja perubahan yang dirasakan oleh para pengendara sepeda motor yang menjadi partisipan riset ini? Pertama adalah perihal present moment. Pengendara sepeda motor menjadi tidak terburu-buru saat berkendara, lebih awas terhadap kecepatan sepeda motor saat digunakan, tetap merasa cemas jika akan terlambat tetapi sudah bisa menerima kemungkinan keterlambatan tersebut. Kedua adalah from judgemental to non-judgemental. Pengendara sepeda motor bisa memaknai secara lebih positif hal-hal yang dianggap menjadi penghalang kelancarannya dalam berkendara di jalan raya. Misalnya saja dari “Yah, kena lampu merah”, menjadi “Lampu merah? Oke, ditunggu saja”. Ketiga adalah beginner’s mind. Pengendara lebih sensitif dalam merasakan perjalanan, melihat pemandangan yang selama ini diabaikan, melihat banyak hal sebagai pengalaman yang baru yang menarik dan mengurangi rasa letih. Keempat adalah from mindlessness to mindfulness. Pengendara menjadi sadar bahwa berkendara sambil mendengarkan musik, atau tanpa peralatan keamanan standar adalah sesuatu yang berbahaya. Kemudian yang kelima adalah sensations. Pengendara menjadi lebih peka terhadap bunyi-bunyi dari binatang atau alam yang selama ini diabaikan, lebih bisa merasakan getaran dan sensasi dari motor yang dinaiki, dan membaui semua hal yang ditemui diperjalanan. Beberapa testimoni sebagai hasil penelitian yang juga dilaporkan oleh pengendara sepeda motor dalam riset ini adalah mereka menjadi lebih tenang saat di jalan raya, dan pasrah ketika menghadapi banyak situasi sulit dalam perjalanan.
Tentu saja apa yang dialami oleh pengendara sepeda motor yang menjadi partisipan penelitian ini adalah hal-hal baik, dan juga ideal yang semestinya juga dialami oleh semua pengendara sepeda motor. Namun, intervensi psikologis berupa mindful motorcycling ternyata bisa membantu pengendara sepeda motor untuk mencapai kondisi ini secara lebih efektif. Hal ini tentu sangat baik agar pengendara sepeda motor bisa lebih awas di jalan raya karena mampu berkendara dengan pikiran yang jernih. Nah, sudahkah kamu mengendari sepeda motor untuk kuliah atau bekerja dengan pikiran jernih? Atau, jangan-jangan kamu juga membutuhkan pelatihan mindful motorcyling juga? Apa pun itu, tentu sekarang lebih paham ya bahwa mindful motorcycling sangat diperlukan untuk meningkatkan keawasan berkendara demi meminimalisasi risiko yang ada. Mau mencoba?
Sumber Bacaan:
Dewi, M. P., Sulthoni, M. I., Puspitaningrum, B. C., Kusumastuti, A. N., Marissa, A., & Prabowo, H. (2022). Test of mindfulness motorcycling as a psychological intervention to increase awareness of riding. Proceeding of IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1000, 012018. doi: 10.1088/1755-1315/1000/1/012018
Silakan baca di:
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1000/1/012018/meta
Featured Image:
Photo by Hobi industri on Unsplash